Wahai Tuhan kami, berilah kami beroleh dari isteri-isteri dan zuriat keturunan kami : Perkara-perkara yang menyukakan hati melihatnya dan jadikanlah kami imam ikutan bagi orang-orang yang (mahu) bertakwa. (Al-Furqan:74) akhifaizul Blogging Portal


Sunday, January 25, 2004

Adab dan tertib berdoa

Dalam berdoa kepada Allah Ta'ala itu ada sepuluh adab iaitu:

(1) Sebaik-baiknya, ia memilih waktu-waktu yang mulia untuk memanjatkan doanya ke hadhrat Allah Ta'ala. Misalnya di waktu wukuf di Hari Arafah setahun sekali, atau pada bulan Ramadhan di antara bulan?bulan yang lain, atau pada hari Jumaat dari hari-hari yang lain dalam masa seminggu, dan di waktu tengah malam dalam masa malam hari. Allah telah berfirman:

“Dan pada waktu-waktu tengah malam, mereka memohon keampunan”
(Ad-dzariyat:18)


(2) Hendaklah ia mencari ketika dan keadaan yang baik, seperti masa berkecamuknya barisan-barisan hadapan pada sabilullah (peperangan untuk meninggikan syiar Allah), dan pada masa turunnya hujan lebat (di negara yang sukar dituruni hujan), dan pada masa rnendirikan solat-solat fardhu dan sesudahnya, dan masa-masa di antara azan dan iqamah, dan pada ketika bersujud dalam solat. Pendekata dikira mulianya sesuatu waktu itu kembali kepada kemuliaan keadaannya. Misalnya di waktu tengah malam, ketika itu hati sedang dalam keadaan bersih suci dan ikhlas serta terjauh daripada segala perkara yang meruncingkannya. Begitu juga waktu wukuf di Hari Arafah dan pada hari Jumaat, ketika itu seluruh perhatian sedang berkumpul dan hati sedang tolong menolong pada mencapai kerahmatan yang menyeluruh dari Allah.


(3) Hendaklah menghadapkan mukanya ke arah kiblat ketika memohonkan sesuatu doa, mengangkat tinggi kedua belah tangan., kemudian selesai berdoa, ia menyapu kedua belah tangan itu ke muka.Berkata Umar Ibnul Khattab r.a.: Seringkali Rasulullah s.a.w. ketika mengangkat kedua belah tangannya waktu berdoa, tidak meleraikannya melainkan sesudah disapukan dengan kedua belah tanngan itu ke wajahnya.
Ibnu Abbas pula berkata: Biasanya bila Rasulullah s.a.w. berdoa dirapatkan kedua belah tapak tangannya dan dijadikan bahagian dalam tapak tangan itu bersetentangan dengan wajahnya. Demikian cara-cara tangan ketika dalarn berdoa, dan baginda tidak pula, mengangkatkan pemandangannya ke arah langit.


(4) Hendaklah merendahkan suara antara perlahan dan kuat, Aisyah berkata dalarn memberikan penerangan tentang maksud ayat berikut:


"......Dan janganlah engkau mengangkat suaramu di dalarn solat, dan jangan pula merendahkannya sangat...... "
(al-Isra': 110)

Kata Siti Aisyah, maksudnya ialah ketika membaca doa-doanya. Allah s.w.t. telah memuji Nabi Zakaria a.s. dengan firmanNya:

"Ketika ia menyeru Tuhannya dengan seruan perlahan-lahan."
(Maryarn: 3)
Firman Allah Ta'ala lagi:

"Serulah Tuhan kamu dengan merendahkan diri dan suara perlahan-lahan. "
(al-A'raf: 55)

(5) Janganlah sampai ia memaksa-maksakan dirinya dalam berdoa dengan bersajak-sajak. Sebaik-baiknya janganlah sampai melampaui doa-doa ma'tsurah (doa-doa yang dihafal dari Rasulullah s.a.w.), sebab dikhuatiri ia akan melampaui batas di dalam doanya, lalu ia merninta apa yang tak patut dimintanya. Perlu diketahui bahwa bukan sernua orang pandai menyusun doa terhadap Allah S.W.T.


(6) Hendaklah ia berdoa dengan penuh perasaan rendah diri, penuh kekhusyu'kan, penuh harapan dan kecenderungan dan juga penuh ketakutan.


(7) Hendaklah bersikap tetap di dalam doanya dan meyakini bahwa doanya itu akan dikabulkan oleh Allah s.w.t. serta membenarkan harapannya itu. Dalam hal ini, Rasulullah s.a.w. telah bersabda:Janganlah seseorang kamu berkata ketika berdoa: Ya Allah! Ya Tuhanku! Ampunilah aku jika Engkau menghendaki atau berkata:Ya Allah! Ya Tuhanku! Rahmatilah aku jika Engkau menghendaki. Malah hendaklah menguatkan keazaman dalam doanya itu, kerana Allah tiada pernah dipaksa atas pengabulan doa.

“Mintalah kamu sekelian kepada-Ku nescaya akan Aku kabulkan…,”
(Ghafir:60)

Berkata Rasulullah s.a.w.:

"Bila seseorang kamu berdoa, hendaklah ia memerbesarkan permohanannya, sebab tiada sesuatu pun vang dianggap besar di hadhrat Allah s. w. t."

Bersabda lagi Rasulullah s.a.w.:

"Berdoalah kepada Allah sedangkan kamu penuh keyakinan dikabulkan permintaan kamu itu, dan ketahuilah bahwasanya Allah tidak akan mengabulkan doa orang yang lalai hatinya.


(8) Hendaklah ia bersungguh-sungguh dan jangan berputus asa dalam doanya. Dan sebaik-baiknya diulang-ulangkan sampai tiga kalii, dan jangan sampai merasa terlalu lambat menerima pengabulan.


(9) Hendaklah ia memulakan doanya dengan sebutan nama Allah dan janganlah sekali-kali memulakan dengan permintaan dulu. Usai menyebut nama Allah, disebut pula salawat atas Nabi s.a.w. dan menutup doanya juga dengan sebutan salawat atas Rasulullah s.a.w juga.

(10) Mengerjakan adab kebatinan, dan itulah punca pengabulan dalam semua doa, iaitu bertaubat dan menghentikan segala macam penganiayaan serta menuju kepada Allah dengan penuh hati dan perasaan. Yang demikian itu adalah sebab yang paling hampir kepada terkabulnya segala permintaan.

Sumber:Bimbingan Mu'minin, Imam Al-Ghazali r.h

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

thanx for the wonderful info.may Allah bless u in the Palm of His hand.Amin.

2/8/08 12:58  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home